MELR: Monitoring,
Evaluation, Learning, Reporting (Monitoring, Evaluasi Pembelajaran, Laporan)
MONITORING DAN
EVALUASI (Monitoring and Evaluation)
Monitoring dan
evaluasi adalah suatu aktivitas yang sangat penting untuk mendukung tercapainya
suatu tujuan dari proyek atau program yang dilakukan. Kertsy Hobson, dkk (2013)
dalam buku yang berjudul “A Step by Step Guide to Monitor and Evaluation”, Hobson
dkk menjelaskan bahwa monitoring adalah proses menghimpun informasi dan
analisis internal dari sebuah proyek atau program. Evaluasi adalah sebuah
penilaian retrospektif secara periodik pada satu proyek atau program yang telah
selesai. Biasanya kegiatan evaluasi melibatkan penilai luar yang independen.
Monitoring dan
evaluasi, atau lebih mudah disingkat dengan M&E, perlu disinergikan dengan
kegiatan atau program yang sedang berjalan dengan melakukan perencanaan,
tindakan, dan refleksi. Ketiga aktivitas ini menjadi sebuah siklus yang dapat
dilakukan berulang-ulang. Dalam melakukan monitoring dan evaluasi, Kertsy
Hobson menawaran dua belas prinsip dasar yang dapat digunakan sebagai pedoman:
Pertama, mengapa perlu
melakukan monitoring dan evaluasi? Tahap awal sebelum melakukan monitoring dan
evaluasi adalah mengetahui alasan mengapa monitoring dan evaluasi dibutuhkan.
Banyak hal positif yang bisa diperoleh dari aktivitas monitoring dan evaluasi.
Kedua adalah
menyetujui prinsip-prinsip yang menjadi pedoman. Prinsip-prinsip yang menjadi
pedoman dalam melakukan monitoring dan evaluasi adalah hal penting untuk
dimiliki. Beberapa prinsip yang harus
dipenuhi adalah bahwa monitoring dan evaluasi harus relevan, berguna, sesuai dengan
waktu yang ditetapkan, dan kredibel.
Ketiga, menentukan
program atau proyek yang perlu dimonitor. Penting untuk menentukan program atau
kegiatan yang harus dimonitor berdasarkan pada tingkat prioritasnya. Dengan
demikian, perlu dipikirkan program mana yang akan dinilai, untuk periode kapan,
dan apakah program tersebut adalah aktivitas yang sedang berlangsung sehingga
perlu dimonitoring, atau sebagai rangkaian aktivitas yang sudah selesai
sehingga perlu dievaluasi.
Keempat adalah
menentukan siapa saja yang terlibat dalam setiap tahapan monitoring dan
evaluasi. Untuk memastikan M&E relevan untuk pihak pemangku kepentingan,
perlu dipertimbangkan informasi yang butuhkan oleh pihak pemangku kepentingan.
Untuk itu, identifikasi siapa saja dari
para pihak pemangku kepentingan yang menjadi bagian internal program dan
eksternal program adalah hal yang perlu diperhatikan.
Kelima, adalah
menentukan topik kunci dan pertanyaan untuk melakukan investigasi. Langkah
selanjutnya adalah menentukan isu dan pertanyaan yang ingin diketahui
jawabannya. Contoh pertanyaan internal yang dapat diajukan kepada kelompok
adalah: seberapa baik anggota kelompok bisa bekerja sama dalam hubungannya
dengan sumber daya manusia, kepemimpinan, biaya, dan manajemen? Seberapa baik
anggota kelompok bisa bekerja dengan orang lain?
Keenam adalah
mengklarifikasi sasaran, tujuan, aktivitas, dan langkah-langkah untuk berubah.
Untuk dapat menilai kemajuan, perlu diketahui apa yang sedang diraih dan
bagaimana cara meraihnya dengan kembali melihat apa yang menjadi tujuan,
target, dan kegiatan yang sudah dilakukan. Beberapa konsep penting yang menjadi
kunci dalam strategi dan desain program atau proyek adalah :
Aim (dampak yang
diinginkan), yaitu dampak akhir yang ingin diraih pada kehidupan orang lain
atau lingkungan sekitar.
Objective (tujuan;
outcome yang diinginkan), yaitu perubahan-perubahan yang perlu dilakukan untuk
mencapai dampak yang diinginkan)
Output, yaitu hasil
cepat yang diraih dari satu kegiatan yang dapat berkontribusi terhadap tujuan
yang ingin dicapai (objective).
Activities, yaitu
kegiatan program atau kegiatan proyek yang sedang dilakukan sebagai proses
memperoleh output yang diinginkan.
Inputs, yaitu semua
yang diperlukan selama melakukan kegiatan program atau proyek, seperti manusia,
keuangan, organisasi, teknis, dan semua sumber daya sosial.
Strategi dan desain
program untuk mencapai perubahan dapat dijelaskan dengan tahapan: input –
kegiatan –output – outcome – dampak (impact)
Ketujuh adalah
mengidentifikasi informasi yang perlu diketahui. Informasi yang diperlukan
biasanya ditujukan untuk memantau atau menilai apa saja yang berubah, memahami
mengapa bisa berubah, dan menginterpretasi perubahan. Informasi yang diinginkan
dapat berupa data kuantitatif (menjawab pertanyaan, apa, berapa, dan kapan)
atau data kualitatif (menjawab pertanyaan mengapa, bagaimana)
Kedelapan adalah
memutuskan bagaimana informasi diperoleh. Biasanya data diperoleh melalui
berbagai sumber internal dan eksternal. Pengumpulan metode Informasi yang
digunakan untuk monitoring internal adalah rekam jejak internal kegiatan,
menyimpan data sekunder yang relevan, workshop kelompok yang dilakukan secara
periodik, diskusi, FGD, survei periodik, dan perlengkapan komunitas. Evaluasi
dapat dilakukan oleh pihak eksternal. Biasanya evaluasi yang dilakukan oleh
pihak luar berupa wawancara. Penilai eksternal dapat menggunakan data yang
diperoleh melalui sistem monitoring internal.
Kesembilan, menilai
kontribusi/pengaruh yang diberikan. Bagian penting dari M&E adalah menilai
pengaruh atau kontribusi kegiatan terhadap dampak atau outcome yang dapat
diobservasi. Untuk melihat pengaruh atau kontribusi yang dapat dirasakan,
penilaian dapat dengan melakukan kontrol secara acak, atau melakukan penilaian
retrospektif.
Kesepuluh adalah
menganalisis dan menggunakan informasi. Tujuan utama dari monitoring adalah
untuk mendukung pengambilan keputusan internal dan perencanaan sehingga
dilakukan analisis secara periodik, menilai, dan menggunakan informasi
tersebut. Tips dalam menganalisis dapat disesuaikan dengan sifat data, yaitu :
Jika data adalah
informasi bersifat kualitatif : mengidentifikasi kategori, menginterpretasikan
temuan, dan bersiap untuk hasil yang di luar perkiraan.
Jika data adalah
informasi yang bersifat kuantitatif: menghitung total sampel, menghitung
rata-rata dan persentase serta melakukan pengujian statistik.
Kesebelas adalah
menjelaskan data. Data yang dijelaskan sangat bergantung pada tujuan. Data
disampaikan kepada pihak pemangku kepentingan yang relevan dengan data yang
akan dijelaskan. Dalam menjelaskan data, perlu ditentukan siapa yang menjadi
pendengar atau hadirin, menjahitkan data agar bisa dipahami oleh pemangku
kepentingan, memindahkan data menjadi grafik, dan menggambarkan hasil-hasil
penting kepada pemangku kepentingan atau hadirin.
Kedua belas adalah
tentang etika dan proteksi data. Dalam etika memproteksi data, semua peserta
atau responden yang dilibatkan selama proses monitoring dan evaluasi wajib
dijaga kerahasiaannya.
PEMBELAJARAN (Learning)
Dr Roger Greenaway
seoarang ahli di bidang pelatihan guru dan sebagai fasilitator merancang
kerangka kerja pembelajaran (Learning) melalui empat tingkat model.
Keempat F adalah:
Fact (Fakta ): Catatan
objektif tentang apa yang terjadi
Feeling (Perasaan):
Reaksi emosional terhadap situasi
Finding (Temuan):
Pembelajaran konkret yang dapat diambil dari situasi tersebut
Future (Masa Depan):
Menyusun pembelajaran digunakan di masa depan
Model ini dapat
digunakan untuk berpikir dan merefleksikan situasi dan dapat membantu menyusun
refleksi tertulis. Model ini mudah diingat dan membahas aspek utama dari apa
yang perlu dipertimbangkan ketika meninjau suatu pengalaman.
Untuk mendapatkan
hasil yang maksimal dari refleksi perlu ditinjau kembali pemikiran yang dimiliki. Untuk masing-masing bagian sejumlah
pertanyaan bermanfaat diuraikan di bawah ini.
Fakta (Fact)
F pertama merupakan
fakta yaitu memeriksa urutan peristiwa dan momen-momen penting untuk menarik
dan melihat fakta fakta. Membuat laporan singkat yang meliputi (apa?, di mana?
kapan?, mengapa? dan bagaimana?)
Apakah sesuatu yang
tidak terduga terjadi? Adakah kejutan?
Apakah sesuatu yang
sangat dapat diprediksi terjadi?
Apa yang paling
berkesan / berbeda / menarik?
Apa titik balik atau
momen kritis?
Apa yang terjadi
selanjutnya? Apa yang terjadi sebelumnya?
Apa yang paling
memengaruhi sikap dan perilaku Anda?
Apa yang tidak terjadi
yang Anda pikir / harapkan akan terjadi.
Perasaan (Feeling)
Menggambarkan perasaan
dalam situasi yang dapat membimbing untuk sepenuhnya memahami situasi dan
pembelajaran didasarkan pada pengalaman. Mengevaluasi dan menilai secara tidak
sengaja dengan perasaan dengan menggunakan ‘merasa’ sebagai penilaian, misalnya
‘Saya merasa mereka salah’, atau feeling perasaan saya adalah itu pilihan yang
baik ’, kemudian menulis ulang sebagai perasaan baru.Contoh pertanyaan sbb:
Apa saja perasaan yang
dialami
Pada titik apa Anda
merasa paling atau paling tidak terlibat?
Perasaan apa lagi yang
ada dalam situasi tersebut?
Pada titik mana secara
sadar dapat mengendalikan / mengekspresikan perasaan Anda
Temuan (Finding)
Menyelidiki dan
menafsirkan situasi untuk menemukan makna dan membuat penilaian. Pertanyaan
utama adalah 'bagaimana' dan 'mengapa'.
Contoh :
Mengapa hal tersebut
tidak berhasil?
Bagaimana hal tersebut
bisa memengaruhi ?
Apakah ada peluang
atau penyesalan yang terlewat?
Masa depan (Future)
Mengambil temuan dan
mempertimbangkan bagaimana menerapkannya di masa depan.
Bagaimana bayangan
terhadap masa depan?
Apa yang sudah
berubah?
Pilihan apa yang sudah
dimiliki?
Bagaimana temuan ini
dapat berjalan dengan baik?
Rencana apa yang yang
akan dilakukan untuk masa depan?
LAPORAN (Reporting)
Menurut Himstreet, et
al. (1983), laporan adalah pesan yang disampaikan secara sistematis dan
objektif yang digunakan untuk menyampaikan informasi dari satu bagian
organisasi kepada bagian lain atau lembaga lain untuk membantu pengambilan
keputusan atau memecahkan persoalan.
Laporan merupakan alat
bagi pimpinan untuk menginformasikan atau memberikan masukan untuk setiap
pengambilan keputusan yang diambilnya. Oleh karena itu laporan harus akurat,
lengkap, dan objektif. Dalam prakteknya, laporan adalah sebuah dokumen yang
merupakan produk akhir dari suatu kegiatan. Laporan menyajikan informasi dengan
cara yang sangat khusus. Informasi yang terkandung dalam laporan sesungguhnya
telah ditulis dan dikumpulkan dalam kertas kerja.
Pada dasarnya laporan
merupakan gambaran tentang apa (what) yang telah terjadi, di mana (where)
kejadian tersebut berlangsung, bilamana (when) kejadian itu terjadi dan mengapa
(why) hal itu terjadi, siapa (who) yang bertanggung jawab terhadap sesuatu yang
telah terjadi, serta bagaimana (how) kejadiannya. Konsep ini dikenal dengan
istilah SW 1H.
Tujuan Laporan
Tujuan penyusunan
laporan adalah untuk menjadikan informasi yang disampaikan jelas dan mudah
dipahami. Oleh karena itu, materi laporan yang disampaikan hanya yang perlu
diketahui oleh pihak pembaca.
Pada umumnya laporan
digunakan untuk menyampaikan tujuan yang bersifat umum sebagai berikut:
Memantau dan mengendalikan suatu kegiatan.
Membantu
mengimplementasikan kebijakan dan prosedur yang telah ditentukan
Memenuhi persyaratan.
Mendokumentasikan
kegiatan
Merupakan pedoman
untuk persoalan tertentu
Fungsi Laporan
Fungsi Laporan Fungsi
laporan dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Pertanggungjawaban
dan pengawasan
Laporan merupakan
suatu pertanggungjawaban dari seorang kepada pimpinannya sesuai dengan fungsi
tugas yang dibebankan kepada yang bersangkutan.
2. Penyampaian
informasi
Laporan merupakan
salah satu sumber informasi yang diperlukan dalam pelaksanaan fungsi dan
tugas-tugasnya.
3. Bahan pengambilan
keputusan Dalam pelaksanaan manajemen
Untuk keperluan
pengambilan keputusan oleh pimpinan diperlukan data atau informasi yang
berhubungan dengan keputusan yang diambil. Data atau informasi itu berasal dari
semua satuan organisasi atau pejabat di dalam organisasi melalui
laporan-laporan. Sebagai salah satu alat
untuk membina kerja sama, saling pengertian, dan koordinasi dengan bagian/unit
lain.
4. Sebagai salah satu
alat untuk memperluas ide dan tukar-menukar pengalaman.
Syarat-syarat laporan
agar laporan yang dibuat dapat dengan mudah dibaca dan dimengerti maka laporan
tersebut harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
Laporan mencerminkan
Isi laporan. isi laporan harus dapat dimengerti dan dapat memenuhi keinginan
yang memintanya maka laporan harus memuat informasi yang benar dan objektif..
Kebenaran dari informasi tersebut sangat penting karena hal tersebut sangat
berkaitan dengan pengambilan keputusan. Bila informasi dalam laporan tersebut
tidak benar maka keputusan yang diambil pun akan salah.
Laporan harus langsung
pada sasaran. Perlu disadari bahwa pimpinan mempunyai waktu yang sangat terbatas. Dengan
keterbatasan waktu yang dimiliki, hendaknya kita harus mengusahakan agar
laporan yang kita buat tidak terlalu panjang sehingga tidak terlalu menyaporan
harus diusahakan singkat, tepat, padat, dan jelas serta langsung mengenai
persoalannya.
Laporan harus lengkap.
Kelengkapan suatu laporan banyak ditentukan oleh kemampuan penyusun dalam
mengorganisir data yang mencakup semua segi masalah yang dilaporkan. Penyajian
dalam bentuk uraian akan lebih lengkap kalau ditunjang dengan supporting data
(data penunjang) misalnya, data statistik, grafik, skema, dan sebagainya.
Laporan harus tegas
dan konsisten. Laporan hendaknya dibuat sedemikian rupa sehingga tidak
memberikan kesempatan timbulnya masalah atau persoalan baru. Ini berarti bahwa
uraian yang dikemukakan harus tegas dan konsisten antara bagian laporan yang
satu dengan bagian yang lainnya.
Laporan harus tepat
pada waktunya. Agar pimpinan dapat menentukan kebijaksanaan selanjutnya dan
dapat menyelesaikan masalah dengan benar maka ketepatan waktu penyampaian
laporan harus benar-benar diperhatikan. Laporan harus diusahakan
secepat-cepatnya dibuat dan disampaikan kepada pimpinan. Tidak tepatnya waktu
penyampaian suatu laporan berarti tindakan korektif yang harus diambil ataupun
follow up-nya akan mengalami keterlambatan. Hal ini akan mengakibatkan hal yang
negatif pada organisasi.
Laporan harus tepat
penerimaannya. Laporan pada dasarnya mengandung pengertian komunikasi timbal
balik antara yang memberi laporan dengan penerima laporan atau antara atasan
dan bawahan. Di satu pihak atasan ingin mengetahui sampai di mana pelaksanaan
tugas yang telah diberikannya, dan di lain pihak bawahan ingin mengetahui atau
mendapatkan respon dari atasan atas laporannya serta bagaimana follow up dari
laporan tersebut. Oleh karena itu, laporan harus benar-benar sampai kepada yang
memintanya. Laporan yang tidak sampai kepada sasarannya dan sampai kepada orang
yang tidak berhak membacanya, akan menimbulkan masalah yang tidak diinginkan,
misalnya terjadi kebocoran rahasia, laporan bagi yang memintanya sudah tidak
ada nilainya lagi, dan penilaian negatif oleh atasan terhadap bawahan
bersangkutan
Strategi Pelaporan
Sebelum melakukan
laporan, ada beberapa pertanyaan panduan, seperti:
Apakah laporan
disiapkan untuk tujuan audit?
Apakah data disiapkan untuk menundukung investigasi
tugas pembelajaran yang tidak lengkap?
Apakah laporan
bertujuan untuk mendemonstrasikan dampak dari pembelajaran Anda pada sebuah
organisasi?
Biasanya laporan hanya
dilakukan untuk memenuhi poin 1 dan 2, meskipun saat ini penting untuk
melakukan laporan kualitatif seperti pada poin 3 dan laporan yang mendukung
poin 4. Laporan-laporan pada poin 3 dan 4 menjelaskan hal yang sedang
dilakukan. Apabila laporan dilakukan mulai dari poin 3 dan 4, hal tersebut merupakan
langkah awal yang cukup baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar